Ustadz Yusuf MansurKelahiran 19 Desember 1976, seorang putera Betawi yang Wajahnya yang baby face, bersih, dan terkesan imut-imut.
Setelah pamor Aa Gym redup, ada beberapa
ustad muda yang tengah naik daun. Mereka diantaranya adalah Ustad
Jefry, Ustad Arifin Ilham, dan Ustad Yusuf Mansur (Ustad = guru). Kalau
ustad Jefry dikenal sebagai “ustad gaul” karena dia populer di kalangan
anak-anak muda. Kalau Ustad Arifin Ilham populer dengan majelis
dzikirnya yang menghadirkan ribuan ummat dengan dress code putih-putih.
Oh ya, saya ada sedikit kritikan buat Arifin Ilham, menurut saya dzikir
itu tidak perlu dilakukan secara massal dan terbuka seperti itu,
apalagi disiarkan secara langsung oleh televisi yang menampilkan Ustad
Arifin Ilham menangis tersedu-sedu diikuti oleh para jamaahnya. Kurang sreg gitu,
menurut saya eksploitasi seperti itu dapat mengurangi kekhusukan dzikir
sebagai ibadah personal antara makhluk dengan Khaliknya.
Namun terhadap ustad Yusuf Mansur saya
memberi respon positif. Saya mengikuti ceramah, diskusi, maupun obrolan
dari ustad ini di televisi. Kata-katanya sederhana namun bernas dan
mengena di hati. Ustad Yusuf Mansur mengusung tema “shadaqoh” atau
sedekah dalam setiap dakwahnya. Dia mengajak ummat Islam untuk rajin
bersedekah. Sebagian besar ummat Islam memahami sedekah adalah sebuah
pemberian secara ikhlas untuk membantu orang dhuafa, misalnya memberi
sedekah kepada pengemis, anak yatim, orang miskin, dan kaum papa
lainnya. Setelah memberi sedekah umumnya kita melupakan pemberian tadi
dan menganggap sedekah sebagai hal yang biasa saja.
Tapi, di “tangan” ustad Yusuf Mansur, makna sedekah (giving) lebih dari sekedar memberi. Dia menulis di dalam bukunya, The Power of Giving,
tentang manfaat bersedekah. Sedekah tidak hanya untuk mensucikan harta,
tetapi juga dapat menghapus dosa, memperoleh ampunan Allah, mendapatkan
ridha dan kasih sayang dari Allah, memperoleh bantuan dari Allah, dan
memakbulkan doa-doa. Dia menjelaskan konsep yang bernama “matematika
sedekah”. Konsep matematika sedekah tidak sama dengan matematika yang
kita kenal. Dasarnya ada pada Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 160 dimana
Allah menjanjikan balasan 10 kali lipat bagi mereka yang mau berbuat
baik (bersedekah adalah salah satu perbuatan baik):
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). QS. Al-An’am (6) : 160
Begini konsep matematika sedekah itu:
Menurut pelajaran matematika yang kita kenal di sekolah dasar,
10 – 1 = 9,
tetapi, di dalam matematika sedekah,
10 – 1 = 19,
sebab setiap kali kita bersedekah dengan memberikan satu unit rizki (harta) kita, Allah akan menggantinya (membalasanya) 10 kali lipat.
Menurut pelajaran matematika yang kita kenal di sekolah dasar,
10 – 1 = 9,
tetapi, di dalam matematika sedekah,
10 – 1 = 19,
sebab setiap kali kita bersedekah dengan memberikan satu unit rizki (harta) kita, Allah akan menggantinya (membalasanya) 10 kali lipat.
Jika matematika sedekah itu dilanjutkan, maka kita memperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
10 – 2 = 28
10 – 3 = 37
10 – 4 = 46
10 – 5 = 55
10 – 6 = 64
10 – 7 = 73
10 – 8 = 82
10 – 9 = 91
10 – 10 = 100
10 – 2 = 28
10 – 3 = 37
10 – 4 = 46
10 – 5 = 55
10 – 6 = 64
10 – 7 = 73
10 – 8 = 82
10 – 9 = 91
10 – 10 = 100
Jadi, setelah 10 unit harta kita habis
disedekahkan, maka kita memperoleh balasan dari Allah SWT 10 kali lipat
dari semula, yaitu 100 unit. Matematika sedekah ini juga menjelaskan
bahwa seseorang tidak akan jatuh miskin karena sering bersedekah,
sebaliknya rizkinya makin bertambah. Subhanallah. Karena itu tidaklah perlu seseorang mempunyai sifat pelit atau kikir kepada orang lain.
Apakah balasan dari Allah SWT yang 10
kali lipat itu? Apakah berupa rezki yang jumlahnya 10 kali lipat dari
harta yang kita sedekahkan? Wallahu alam, bisa begitu atau dalam bentuk
yang lain, hanya Allah yang tahu. Balasan dari Allah SWT bisa berupa
bantuan yang tidak terduga datangnya, bisa juga berupa dikabulkannya doa
dan keinginan yang selama ini selalu dipinta. Ustad Yusuf Mansur
menghadirkan kisah orang-orang yang mendapat anugerah tidak terduga
karena kebiasaan bersedekah. Ada tukang bubur ayam keliling yang
mendapat hadiah naik haji, ada wanita yang sudah “pertu” (perawan tua)
mendapat jodoh, ada orang yang terlilit hutang yang ditolong orang lain
sehingga hutangnya lunas, dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa memang
Allah SWT membalas pemberian ummat-Nya dengan balasan yang tidak pernah
ia bayangkan.[ps]
0 komentar:
Posting Komentar