MENERIMA SANTRI BARU RUMAH TAHFIDZ ROBIUL QULUB YOGYAKARTA

MENERIMA SANTRI BARU RUMAH TAHFIDZ ROBIUL QULUB YOGYAKARTA

Wisuda Akbar 3 2012

on Selasa, 30 April 2013
Santri-santri Rumah Tahfidz Robiul Qulub mengikuti Wisuda Akbar "Indonesia Menghafal 3" PPPA Darul Quran  di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, Sabtu 19 Mei 2012. Wisuda Akbar juga di hadiri oleh Ustadz Yusuf Mansur bersama Syekh Ali Jabir dan Syekh Muhammad menyampaikan taushiyah dan doa. Wisuda Akbar Indonesia Menghafal ke-3 yang diikuti sekitar 5.000 peserta dan lebih dari 15 ribu pengunjung  itu disiarkan ANTV .


Ginong dan Arofi 



Syeikh Al Ghomidi Kagumi One Day One Ayat

on Sabtu, 13 April 2013



 
"Subhanallah, menghafal Qur'an dengan cara satu hari satu ayat (One Day One Ayat) yang diterapkan Ustadz Mansur di pesantren ini adalah metode yang baru saya ketahui. Insya Allah nanti akan saya ajarkan juga di negeri saya," tutur Imam Masjidil Haram Syeikh Saad Al-Ghomidi saat berkunjung ke Kampung Qur’an, Ketapang, Tangerang, Selasa (26/3).

Syeikh Al-Ghomidi adalah salah satu pelantun murottal Qur’an yang sudah populer dan akrab bagi pecinta Qur’an di Indonesia. Tak heran bila salah satu software Al-Quran Digital menggunakan murottal (tilawah Al- Qur’an) Syeikh Al-Ghomidi untuk suara qori’-nya.

Syeikh bernama lengkap Saad Al Ghamidi Syeikh Ibnu Saad Said Al Ghadimi, itu dilahirkan pada 19 Mei 1967 (1387 H) di Dammam, Mantiqah Syarqiyyah, Saudi Arabia.

Syeikh Al-Ghomidi lulus dari Universitas Imam Muhammad Ibn Saoûd di Al-Ahsaa, dengan spesialis Ushuluddin, pada 1410. Beliau menamatkan studi qiroat Qur’an pada 1415. Selanjutnya pada 1417, beliau mendapat gelar sarjana muda dengan isnad (periwayatan) bacaan dari riwayat Hafsh 'Ain Aasiim.

Kini, beliau direktur sekolah swasta Mohamed Al Fateh di Damman sekaligus pembimbing utama pelajaran Qur'an di Pusat Chatibi Imam. Kedatangannya ke Indonesia sebagai tamu istimewa di perhelatan Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Qur'an (IMQ) 4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, 30 Maret ini.

Selain beliau, juga hadir sejumlah ulama dan qori internasional dari Saudi, Lebanon, dan Palestina.

Di hadapan keluarga besar Daarul Qur’an dan tetamu, Syeikh Al- Ghomidi sempat melantunkan suara emasnya membaca ayat suci Al-Qur'an. Menangis Ustadz Yusuf Mansur yang duduk di sampingnya. Begitupun Ustadz Slamet Ibnu Syam dari Divisi Jaringan Luar Negeri PPPA Daqu yang menjadi penerjemah. Hadirin pun merasa merinding menyimak secara langsung suara Sang Syeikh.

Dalam taushiyahnya, Syeikh Al-Ghomidi yang rendah hati membenarkan bahwa anak-anak kita harus belajar Al-Qur'an dan mulai menghafalnya sejak usia dini.

"Saya mendukung Daarul Qur’an pimpinan Ustadz Yusuf untuk terus mengajarkan anak-anak agar menghafal Al-Qur'an,’’ katanya.

Ia menambahkan, "Orangtua saya dulu setiap hari, dari habis Magrib hingga Isya, selalu mengajar anak-anaknya belajar membaca Al-Qur'an dan menghafalnya."

Syeikh yang khatam menghafal Qur’an dalam waktu 4 tahun ini mengaku sangat terkesan dengan cara orangtuanya memotivasi anak-anak untuk menghafal Kitabullah.

"Orangtua saya setiap minggu selalu menguji anak-anaknya sudah sejauh mana hapal Al-Qur'an. Siapa yang terbaik mendapat hadiah. Alhamdulillah, saya bacaannya paling bagus," ujarnya sambil tersenyum.

Syeikh Al-Ghomidi turut bahagia, Program Pembibitan Penghafal Al- Qura’n berhasil memotivasi Bangsa Indonesia untuk semakin mencintai dan menghafal Al-Qur'an. Untuk itulah, ia merasa terhormat diundang Ustadz Yusuf Mansur ke Negeri Muslim Terbesar di Dunia ini. (bowo)/p>
 

Syekh Saad Al-Ghomidi: Sampai Bertemu di Surga Berita dari PPPA Pusat Jakarta

 














Ila liqo’ fil jannah, insya Allah (Sampai bertemu di Surga, insya Allah),’’ ujar Syekh Saad Al-Ghomidi, Imam Masjid Nabawi, menutup sambutannya pada Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Qur’an (IMQ) 4 di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu 30 Maret 2013.

Perhelatan Nasional IMQ yang ke-4 tersebut diselenggarakan oleh Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an Daarul Qur’an (PPPA Daqu). Wisuda kolosal ini diikuti puluhan ribu peserta dari berbagai kota dan hampir semua propinsi di Tanah Air.

Selain guru dan santri Rumah Tahfidz, wisuda juga diikuti masyarakat umum. Mereka menyetor hafalan (muraja’ah) Surah Al Baqarah ayat 1- 50 atau An Nabaa’ (1-40), boleh juga keduanya. Jika lancar hafalan dan tahsinnya, peserta mendapat Sertifikat Wisuda.

Bertindak sebagai tuan rumah, Ustadz Yusuf Mansur yang didampingi Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara (YDQN) Ustadz Anwar Sani, Bendahara YDQN Ustadz Ahmad Jameel, Direktur Eksekutif PPPA Daqu Ustadz Tarmizi Ashidiq, Syekh Ali Jabir dan Syekh Muhammad Jabir dari Kampung Qur’an.

Selain Syekh Saad Al-Ghomidi, sejumlah ulama dan qari’ internasional juga menghadiri IMQ 4. Mereka antara lain: Syekh Faishal Al Hazimi (sejawat Syekh Al-Ghomidi), DR Abdullah Ali Bashfar (Saudi Arabia), Syekh Abdurrahman Yusuf Jamal (Gaza), DR Amin Kurdi (Lebanon), Syekh Ghiyats As-Syuraiqi, Syekh Thoriq Muhammad Khidr (Ahli Qiroat dari Kementrian Agama dan Wakaf Qatar), Syekh Hasan Bugis, dan Syekh Mahmoud Salthut dari Universitas Al-Azhar Cairo. Turut hadir Duta Besar Tunisia, Libya, dan Saudi Arabia.

Abdullah Ali Bashfar adalah qari terkenal dan imam dari Arab Saudi. Namanya mulai terkenal setelah menjadi imam dan qari selama malam Pelafalan Qur'an Ramadhan. Saat ini ia menjadi Presiden Organisasi Tahsin Qur’an Internasional.

Syekh Ghiyats As-Syuraiqi adalah Perwakilan Organisasi Tahfidz Internasional untuk Indonesia.

Sedangkan Syekh Amin Kurdi adalah Imam Besar Masjid Al-Amin Beirut yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Darul Fatwa (Kementerian Agama). Ulama ini sehari-hari aktif mengajar di Universitas Darul Fatwa, Lebanon.

Syekh Abdurrahman Yusuf Jamal adalah Direktur Lembaga Daarul Qur’anul Karim wal Sunnah Gaza, Palestina. Kepada para peserta wisuda ia menyatakan, ‘’Kalian adalah para pejuang pembebas Palestina.’’ Mengutip data organisasi sayap sosial HAMAS, The Islamic Society, saat ini di Gaza terdapat sedikitnya 6000 anak Penghafal Qur’an.

Di tengah sekitar 50 ribu peserta IMQ 4, Syekh Saad Al-Ghomidi menyampaikan kekagumannya pada ghirah masyarakat Indonesia terhadap Al Qur’an.

‘’Kalian semua orang yang beruntung. Di saat orang lain menyibukkan diri dengan urusan dunia, kalian menyibukkan diri dengan Al Qur’anul Karim,’’ kata pelantun murottal Qur’an populer di dunia ini.

Ia juga merasa sangat terkesan dengan penampilan parade yang diikuti sekitar 200 Rumah Tahfidz dari seluruh Indonesia. Beberapa kali Syekh tampak berdiri untuk melihat lebih seksama dan memberikan apresiasi kepada kafilah Rumah Tahfidz yang melintasi panggung utama GBK.

Seisi GBK hening senyap tatkala Syekh Al-Ghomidi melantunkan Surah Al Fatihah, dilanjutkan dengan An Nabaa’. Ustadz Yusuf Mansur yang berdiri di sampingnya, tak kuasa menahan tangis menyimak alunan suara emas Syekh Al-Ghomidi. Pun banyak peserta wisuda yang berurai airmata. Dalam sambutannya, Abdullah Ali Bashfar juga terkesima oleh betapa antusiasnya masyarakat Indonesia, laki-laki-perempuan segala usia, mengikuti wisuda hafalan Qur’an. ‘’Luar biasa, ini membuktikan kebenaran firman Allah SWT bahwa Al Qur’an itu mudah dibaca dan dihafal oleh siapa saja meskipun bukan orang Arab,’’ tandasnya.

Ia mengungkapkan pengalamannya bertemu dengan para penghafal cilik di berbagai negara. Misalnya Rabiah, bocah Pakistan berusia 7 tahun yang sudah hafal 30 juz Qur’an. Juga M Ayub dari Tajakistan yang baru berusia 5 tahun. Bahkan juga Tabarok dari Mesir, penghafal Qur’an tercilik di dunia yang umurnya masih 3 tahun.

Baik Syekh Al-Ghomidi, DR Bashfar, maupun Syekh Yusuf Jamal, sepakat berpesan bahwa gerakan Qur’an yang dimotori Ustadz Yusuf Mansur dan PPPA Daqu ini baru permulaan. Harus diikuti dengan gerakan pengamalan kandungan Al Qur’an, sehingga agama Islam benar-benar terwujud sebagai rahmatan lil ‘alamin. (nurbowo)

copass from http://www.pppa.or.id/modul.php?content=berita&idb=20130402