MENERIMA SANTRI BARU RUMAH TAHFIDZ ROBIUL QULUB YOGYAKARTA

MENERIMA SANTRI BARU RUMAH TAHFIDZ ROBIUL QULUB YOGYAKARTA

Syekh Saad Al-Ghomidi: Sampai Bertemu di Surga Berita dari PPPA Pusat Jakarta

on Sabtu, 13 April 2013
 














Ila liqo’ fil jannah, insya Allah (Sampai bertemu di Surga, insya Allah),’’ ujar Syekh Saad Al-Ghomidi, Imam Masjid Nabawi, menutup sambutannya pada Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Qur’an (IMQ) 4 di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu 30 Maret 2013.

Perhelatan Nasional IMQ yang ke-4 tersebut diselenggarakan oleh Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an Daarul Qur’an (PPPA Daqu). Wisuda kolosal ini diikuti puluhan ribu peserta dari berbagai kota dan hampir semua propinsi di Tanah Air.

Selain guru dan santri Rumah Tahfidz, wisuda juga diikuti masyarakat umum. Mereka menyetor hafalan (muraja’ah) Surah Al Baqarah ayat 1- 50 atau An Nabaa’ (1-40), boleh juga keduanya. Jika lancar hafalan dan tahsinnya, peserta mendapat Sertifikat Wisuda.

Bertindak sebagai tuan rumah, Ustadz Yusuf Mansur yang didampingi Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara (YDQN) Ustadz Anwar Sani, Bendahara YDQN Ustadz Ahmad Jameel, Direktur Eksekutif PPPA Daqu Ustadz Tarmizi Ashidiq, Syekh Ali Jabir dan Syekh Muhammad Jabir dari Kampung Qur’an.

Selain Syekh Saad Al-Ghomidi, sejumlah ulama dan qari’ internasional juga menghadiri IMQ 4. Mereka antara lain: Syekh Faishal Al Hazimi (sejawat Syekh Al-Ghomidi), DR Abdullah Ali Bashfar (Saudi Arabia), Syekh Abdurrahman Yusuf Jamal (Gaza), DR Amin Kurdi (Lebanon), Syekh Ghiyats As-Syuraiqi, Syekh Thoriq Muhammad Khidr (Ahli Qiroat dari Kementrian Agama dan Wakaf Qatar), Syekh Hasan Bugis, dan Syekh Mahmoud Salthut dari Universitas Al-Azhar Cairo. Turut hadir Duta Besar Tunisia, Libya, dan Saudi Arabia.

Abdullah Ali Bashfar adalah qari terkenal dan imam dari Arab Saudi. Namanya mulai terkenal setelah menjadi imam dan qari selama malam Pelafalan Qur'an Ramadhan. Saat ini ia menjadi Presiden Organisasi Tahsin Qur’an Internasional.

Syekh Ghiyats As-Syuraiqi adalah Perwakilan Organisasi Tahfidz Internasional untuk Indonesia.

Sedangkan Syekh Amin Kurdi adalah Imam Besar Masjid Al-Amin Beirut yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Darul Fatwa (Kementerian Agama). Ulama ini sehari-hari aktif mengajar di Universitas Darul Fatwa, Lebanon.

Syekh Abdurrahman Yusuf Jamal adalah Direktur Lembaga Daarul Qur’anul Karim wal Sunnah Gaza, Palestina. Kepada para peserta wisuda ia menyatakan, ‘’Kalian adalah para pejuang pembebas Palestina.’’ Mengutip data organisasi sayap sosial HAMAS, The Islamic Society, saat ini di Gaza terdapat sedikitnya 6000 anak Penghafal Qur’an.

Di tengah sekitar 50 ribu peserta IMQ 4, Syekh Saad Al-Ghomidi menyampaikan kekagumannya pada ghirah masyarakat Indonesia terhadap Al Qur’an.

‘’Kalian semua orang yang beruntung. Di saat orang lain menyibukkan diri dengan urusan dunia, kalian menyibukkan diri dengan Al Qur’anul Karim,’’ kata pelantun murottal Qur’an populer di dunia ini.

Ia juga merasa sangat terkesan dengan penampilan parade yang diikuti sekitar 200 Rumah Tahfidz dari seluruh Indonesia. Beberapa kali Syekh tampak berdiri untuk melihat lebih seksama dan memberikan apresiasi kepada kafilah Rumah Tahfidz yang melintasi panggung utama GBK.

Seisi GBK hening senyap tatkala Syekh Al-Ghomidi melantunkan Surah Al Fatihah, dilanjutkan dengan An Nabaa’. Ustadz Yusuf Mansur yang berdiri di sampingnya, tak kuasa menahan tangis menyimak alunan suara emas Syekh Al-Ghomidi. Pun banyak peserta wisuda yang berurai airmata. Dalam sambutannya, Abdullah Ali Bashfar juga terkesima oleh betapa antusiasnya masyarakat Indonesia, laki-laki-perempuan segala usia, mengikuti wisuda hafalan Qur’an. ‘’Luar biasa, ini membuktikan kebenaran firman Allah SWT bahwa Al Qur’an itu mudah dibaca dan dihafal oleh siapa saja meskipun bukan orang Arab,’’ tandasnya.

Ia mengungkapkan pengalamannya bertemu dengan para penghafal cilik di berbagai negara. Misalnya Rabiah, bocah Pakistan berusia 7 tahun yang sudah hafal 30 juz Qur’an. Juga M Ayub dari Tajakistan yang baru berusia 5 tahun. Bahkan juga Tabarok dari Mesir, penghafal Qur’an tercilik di dunia yang umurnya masih 3 tahun.

Baik Syekh Al-Ghomidi, DR Bashfar, maupun Syekh Yusuf Jamal, sepakat berpesan bahwa gerakan Qur’an yang dimotori Ustadz Yusuf Mansur dan PPPA Daqu ini baru permulaan. Harus diikuti dengan gerakan pengamalan kandungan Al Qur’an, sehingga agama Islam benar-benar terwujud sebagai rahmatan lil ‘alamin. (nurbowo)

copass from http://www.pppa.or.id/modul.php?content=berita&idb=20130402

0 komentar:

Posting Komentar